Pages

Thursday, December 2, 2010

Solidarity and Its Domino Effect - The Truthful Answer

Salam, para pengembara...


"Teman yang baik itu teman yang selalu berbagi, termasuk saat ulangan.... hahaha"

"Eh nanti jangan lupa 'bagi-bagi' ya! Buat solidaritas kita...."

"Anjir, tadi si xxxx kagak mau ngasih jawaban ke gw... songong 'bet sih mentang-mentang dia pinter."

"Buset lu dapet segitu liat siapa? Sia lu kaga bagi-bagi."

"Anjrit! Hari ini yang ngawas Pak xxxxx. Susah nih.. siaaaal"

......

Pernahkah kata-kata tersebut keluar dari mulut kalian, pengembara? 

Sepintas saja melihat kata-kata kutipan diatas, sudah bisa ditebak apa yang akan dibahas pada wacana ini, yaitu perihal ketidakjujuran saat ulangan dan kaitannya dengan apa yang disebut-sebut dengan "SOLIDARITAS". 
  
Pembaca sekalian, ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan kepada kalian:
  • Pernahkah kalian menyontek atau bekerjasama dengan kawan saat ujian?
  • Apa yang kalian rasakan di kala melakukan hal tersebut?
  • Menurut kalian sendiri, apakah perbuatan itu perbuatan yang baik atau buruk?
Terkait pertanyaan pertama, sudah terbukti bahwa di hampir semua sekolah terjadi praktek menyontek dan kerjasama antar siswa di kala ujian.
Menjawab pertanyaan kedua, rata-rata siswa tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan setelah berbuat demikian. Mengapa demikian? Karena kerjasama saat ujian sudah bukan lagi merupakan hal yang aneh, malah menjadi suatu bagian dari hidup siswa itu sendiri.
Pertanyaan ketiga, tentang hakikat dari menyontek dan kerjasama saat ujian itu sendiri, itulah yang perlu kalian renungkan setelah ini....

Kita semua tahu, di agama manapun, atau ajaran manapun, hal yang namanya "berbohong"  adalah perbuatan yang dibenci Tuhan. Dengan kata lain, perbuatan dosa.

"Tapi kan bohongnya kecil ini. Dibanding sama orang korupsi, ya masih mending nyontek lah! Kita bohong kan cuma kita ini yang nanggung, nggak bikin orang lain sengsara."

Apa kalian yakin kalau kalian sanggup menopang dosa dari "kebohongan kecil" itu? 

Memang, kebohongan kecil itu kelihatannya tidak berpengaruh besar. Sayangnya, kenyataannya TIDAKlah demikian.
Berbohong adalah perbuatan yang haram. Seperti halnya pedagang yang memalsukan timbangan atau memalsukan barang - yang notabene termasuk kebohongan -, uang yang mereka peroleh dari perbuatan itu adalah uang yang haram. Hal yang sama juga berlaku dengan nilai. Nilai hasil ketidakjujuran akan menjadi nilai yang tidak halal, alias HARAM.  

"Terus kenapa? Orang cuma nilai ini. Emang ngaruh apa, sama yang laen-laen? Kagak, 'kan!"
  
Fakta zaman sekarang membuktikan bahwa dalam dunia pendidikan dan karir, segalanya butuh nilai untuk mendapat posisi yang kita inginkan 
Lantas apa hubungannya nilai kita dengan hal lain? Pikirkan dan renungkan poin-poin ini:
  • Perbuatan mencontek dan kerjasama saat ujian sekolah ataupun ujian nasional menghasilkan nilai hasil kebohongan / nilai yang tidak halal...
  • Nilai tersebut akan diproses dan dicantumkan dalam berkas-berkas permanen (raport dan ijazah), secara otomatis menghasilkan berkas-berkas kebohongan yang tidak halal...
  • Berkas-berkas tersebut akan digunakan untuk mendaftar ke perguruan tinggi. Masuknya kita ke perguruan tinggi itu pun hasil kebohongan yang tidak halal. ..
  • Kita menghabiskan waktu di perguruan tinggi, lalu kemudian lulus dan mendapat ijazah perguruan tinggi, ijazah dengan unsur kebohongan yang tidak halal...
  • Mencari kerja butuh ijazah hasil pendidikan sebelumnya. Menggunakan ijazah yang tidak halal. Diterimanya kita dalam pekerjaan menggunakan ijazah kebohongan itu menjadi tidak halal...
  • Pekerjaan yang kita terima dengan kebohongan itu, kelak menghasilkan rezeki yang tidak halal... terus hingga bertahun-tahun kita hidup dengan rezeki yang tidak halal tersebut.
  • Akhirnya sampai akhir hayat kita menjadi seorang pembohong seumur hidup. 
 .........


 Bagaimana dengan solidaritas?

Bukankah yang namanya solidaritas itu kondisi dimana dalam suatu kelompok ada seorang anggota yang mengalami satu hal, lalu anggota-anggota lain juga turut merasakan hal yang sama?

Namun.....

Solidaritas itu BUKAN kondisi dimana salah satu orang terjerumus, orang lain juga harus ikut terjerumus bersamanya.

Solidaritas adalah kondisi dimana salah satu orang terperosok, teman-temannya akan bersama-sama menolongnya.

Solidaritas adalah kondisi dimana sebagian orang tersesat, lalu teman-temannya membimbing mereka kembali ke jalan yang benar.

Solidaritas adalah kondisi saat semua orang terjerumus kecuali satu orang, maka orang itu akan mati-matian menolong teman-temannya hingga batas kemampuannya.

Solidaritas adalah... tidak membiarkan seorangpun dari kelompok terjerumus dalam keburukan, bukan mengarungi keburukan itu bersama-sama... 

   

Demikianlah yang bisa saya sampaikan kepada kalian, wahai para pengembara.
Saya hanya menjalankan tugas saya, yaitu menyampaikan pesan ini kepada kalian....

Sampai jumpa, wahai para pengembara.....
Berhati-hatilah... karena rintangan yang akan kalian hadapi, tidaklah sedikit...